Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kesehatan Anak, Ancaman Serius Pemicu Stunting

Avatar photo

- Jurnalis

Minggu, 20 April 2025 - 15:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ilustrasi anak - anak dan perubahan iklim (Foto: Freepik)

Ilustrasi anak - anak dan perubahan iklim (Foto: Freepik)

Britainaja, Jakarta – Perubahan iklim tak hanya berdampak pada alam dan infrastruktur, tetapi juga menjadi tantangan besar bagi kesehatan anak-anak di Indonesia. Kondisi iklim yang semakin ekstrem dinilai dapat menghambat tumbuh kembang anak dan meningkatkan risiko stunting.

Menurut dr. Dayu Purnama, Spesialis Anak, perubahan iklim dapat memperburuk status gizi anak dan menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka stunting. Ia menyampaikan bahwa berbagai fenomena cuaca ekstrem turut memberikan pengaruh negatif terhadap kesehatan anak.

“Faktor iklim sangat berpengaruh pada perkembangan anak, dan dapat menjadi pemicu stunting,” jelasnya saat diwawancarai pada Minggu (20/4/2025). Ia menekankan perlunya perhatian serius terhadap aspek lingkungan dalam menjaga kesehatan anak.

Salah satu contoh dampak iklim ekstrem adalah gelombang panas (heatwave), yang bisa menyebabkan anak mengalami heatstroke. Kondisi ini seringkali menurunkan nafsu makan anak, sehingga asupan gizi penting bisa terganggu di masa pertumbuhan.

Baca Juga :  Gelombang PHK di Microsoft: 9.000 Karyawan Terdampak di Tengah Transformasi Teknologi

“Heatstroke bisa menurunkan selera makan anak. Jika dibiarkan, tentu bisa berdampak pada kecukupan nutrisi mereka,” ujarnya. Ia memperingatkan bahwa kekurangan gizi dalam jangka panjang bisa memperbesar kemungkinan terjadinya stunting.

Selain itu, bencana alam seperti banjir yang dipicu oleh iklim ekstrem juga memperparah risiko kesehatan. Terbatasnya air bersih saat bencana bisa menyebabkan penyakit seperti diare, yang turut menurunkan kondisi gizi anak.

“Ketika banjir terjadi dan akses air bersih terganggu, anak-anak sangat rentan terkena diare,” jelas dr. Dayu. Dalam situasi seperti ini, intervensi cepat dan efektif sangat penting untuk mencegah memburuknya kondisi gizi.

Baca Juga :  Kampung Main: Strategi Kemenparekraf Kenalkan Desa Wisata ke Anak-anak Saat Libur Sekolah

Perubahan pola musim juga berdampak pada ketahanan pangan. Ketidakpastian cuaca dapat menyebabkan gagal panen, yang pada akhirnya mengurangi ketersediaan bahan pangan bergizi, terutama bagi anak-anak.

“Musim yang tidak menentu bisa menyebabkan panen gagal, dan itu akan memengaruhi pasokan makanan sehat,” tambahnya. Situasi ini berdampak langsung pada akses masyarakat terhadap sumber nutrisi yang dibutuhkan.

Di tengah kondisi darurat seperti di lokasi pengungsian, dr. Dayu menekankan pentingnya menyediakan makanan bergizi tinggi seperti telur, yang mudah diperoleh dan bernilai protein tinggi.

“Di pengungsian sekalipun, penting memastikan anak-anak tetap mendapat asupan protein, misalnya dari telur,” katanya. Ia mengingatkan bahwa strategi menghadapi perubahan iklim juga harus mencakup upaya pemenuhan gizi bagi anak secara menyeluruh. (***)

Berita Terkait

Perbedaan Hari Guru Sedunia dan Nasional, Sejarah dan Maknanya
Cara Meriahkan Hari Guru Sedunia 2025 dengan Twibbon
Sejarah Hari Guru Sedunia dan Makna Peringatan 5 Oktober
MotoGP Mandalika 2025 Dongkrak Wisata dan Ekonomi Lombok
Tim SAR Temukan Delapan Jenazah Baru Korban Ponpes Al-Khoziny
BNPB: 38 Santri Ponpes Al Khoziny Belum Ditemukan
Program Magang Kemnaker 2025: Syarat, Jadwal, dan Sektor
Tiga Jenazah Santri Al-Khoziny Teridentifikasi Tim DVI Polda Jatim

Berita Terkait

Minggu, 5 Oktober 2025 - 14:32 WIB

Perbedaan Hari Guru Sedunia dan Nasional, Sejarah dan Maknanya

Minggu, 5 Oktober 2025 - 14:01 WIB

Cara Meriahkan Hari Guru Sedunia 2025 dengan Twibbon

Minggu, 5 Oktober 2025 - 11:08 WIB

MotoGP Mandalika 2025 Dongkrak Wisata dan Ekonomi Lombok

Minggu, 5 Oktober 2025 - 10:10 WIB

Tim SAR Temukan Delapan Jenazah Baru Korban Ponpes Al-Khoziny

Minggu, 5 Oktober 2025 - 09:35 WIB

BNPB: 38 Santri Ponpes Al Khoziny Belum Ditemukan

Berita Terbaru

Kebakaran Hebat di Kerinci, Tiga Rumah Hangus Terbakar

Daerah

Kebakaran Hebat di Kerinci, Tiga Rumah Hangus Terbakar

Minggu, 5 Okt 2025 - 21:19 WIB

Tangkapan layar saat Marc Marquez terjatuh (Foto: Google)

Internasional

Marc Marquez Cedera Bahu Usai Kecelakaan di MotoGP Mandalika

Minggu, 5 Okt 2025 - 20:38 WIB

Salah satu tampilan twibbon yang bisa digunakan untuk meramaikan Hari Guru Sedunia 2025 (Foto: Tangkapan layar Twibbonize)

Nasional

Cara Meriahkan Hari Guru Sedunia 2025 dengan Twibbon

Minggu, 5 Okt 2025 - 14:01 WIB